Berpacaran pada masa
kini sudah mulai membudaya diantara kaum muslimin bahkan hal ini menjadi suatu
trend diantara kawula muda sehingga mereka terjerumus ke dalam free
sex dan itulah tujuan utama dari musuh musuh islam yang sengaja
mengkonspirasi media dari mulai acara televisi, sinetron, internet dan
lain-lain. Akibatnya kita saksikan banyak terjadi perzinahan diantara para
kawula muda-mudi kaum muslimin, banyak terjadi kehamilan diluar nikah, banyak
terjadi praktek aborsi, semua ini akibat
dari kita tidak mengindahkan hukum-hukum islam yang memang Allah SWT turunkan
syariat islam ini sebagai tata cara menjalan kan kehidupan dalam keadaan
bahagia aman sentosa dan sejahtera, dan tak kala hal itu terjadi maka sulit
kita dapatkan kehidupan bahagia yang aman sentosa serta sejahtera Sebagaimana
penegasan Rasulullah SAW dalam haditsnya ;
Thursday, December 17, 2015
(مَنْ حَامَ حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيهِ (رواه
البخاري
“ Barang siapa mendekati
sesuatu yang terlarang maka dikhawatirkan dia akan terjerumus kedalamnya”. (H.R
Al Bukhori)
مَا اخْتَلَىَ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ
وَكَانَ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَان
“Tidak berduaan antara
seorang laki-laki dan perempuan kecuali orang ketiganya adalah syaitan”. (H.R
Al Bukhori)
(لأَنْ يُطْعَنَ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ أنْ يَمَسَّ اِمْرَأةً لا تَحِلُّ لَهُ (رواه الطبراني
“ Sekiranya kepala kalian ditusuk dengan jarum dari besi
itu lebih baik daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.”
(H.R Al Tobroni)
Setiap perbuatan baik ataupun yang buruk akan berakibat
suatu efek kebaikan atau keburukan pula.Hal itu akan dirasakan oleh pelakunya
selama didunia, belum lagi azab yang akan diperolehnya diakhirat nanti.
Sedangkan akibat dari berpacaran diantaranya :
1. Dia akan merasakan lezatnya beribadah
Sebagaimana telah ditegaskan Nabi Muhammad dalam haditsnya
bahwa pandangan mata itu ibarat anak panah yang beracun yang dilepaskan oleh
iblis. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah SWT maka
Allah SWT akan menggantinya dengan kenikmatan berupa merasakan kelezatan iman
dalam hatinya.
2. Tidak akan mendapat Ridho Allah SWT yang selalu
mengawasinya
3. Dikhawatirkan terjerumus kedalam perbuatan
nista dan keji berupa ZINA
4. Terpredikat sebagai seorang yang fasik
5. Akan dipersempit rezekinya
6. Selalu tertimpa masalah
7. Akan mendapatkan keapesan dalam hidupnya
8. Hilang kewibawaannya hingga tak terhormat dari manusia disekitarnya
9. Terbiasa mengentengkan perbuatan dosa
10. Allah
SWT akan membalasnya didunia dengan cara dia akan mendapati salah satu istri dan
anak atau keturunannya melakukan hal yang sama dan dia tidak mampu melarangnya.
11. Dia akan
selalu mimpi dengan mimpi yang buruk.
12. Sulit
baginya mendapatkan kematian dalam keadaan SYAHID
13. Akan menyebabkan pelakunya meninggal dalam
keadaan Suul Khotimah
Oleh sebab itu wahai
Saudara-saudari,,,pacaran lah sewajarnya menurut Islam,,janganlah pacaran
dengan khalwat.
HUKUM PELET DAN SUSUK DI DALAM ISLAM
Pelet dan susuk adalah solusi yang telah dicoba
oleh beberapa orang untuk membuat wanita yang mereka sukai menjadi jatuh cinta
kepadanya. Tips cinta ini katanya telah terbukti dan bisa dihandalkan. Ilmu
pelet pemikat hati wanita ini juga bisa dipakai saat ikut casting sinetron dan
iklan agar bisa terpilih menjadi bintang di kemudian hari.
Kesyirikan pada Susuk dan
Pelet
Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata, bahwa
beliau mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda ;
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan
pelet adalah syirik” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih).
Tiwalah yang dimaksud dalam hadits ini adalah
sesuatu yang dibuat dan diklaim bisa membuat perempuan lengket pada suami dan
sebaliknya (Lihat Kitab
Tauhid, Syaikh Muhammad At Tamimi). Jadi bisa saja tiwalah itu
berupa pelet, jimat, susuk, dan bulu perindu. Namun sebagian ulama mengatakan
bahwa tiwalah yang dimaksud adalah jika berasal dari sihir (Lihat Syarh Kitab Tauhid, ). Al Hafizh
Ibnu Hajar mengatakan bahwa tiwalah ini diperoleh dari jalan sihir (Fathul
Bari, 10: 196). Sehingga jika pemikat hati atau pemikat cinta
berupa susuk, jimat dan bulu perindu, maka termasuk dalam kategori tamimah
(jimat-jimat). Dan jimat-jimat itu terlarang sebagaimana telah disebutkan pula
dalam hadits di atas.
Memakai pelet termasuk syirik karena di dalamnya
ada keyakinan untuk menolak bahaya dan mendatangkan manfaat dari selain Allah Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Tiwalah tergolong syirik
karena tiwalah bukanlah sebab syar’i (yang didukung dalil) dan bukan pula sebab
qodari (yang dibuktikan melalui eksperimen).”
Cincin Kawin yang Berbuah
Petaka
Cincin kawin bisa termasuk terlarang jika diyakini
bahwa jika cincin tersebut jika dilepas dari pasangan bisa mendatangkan bahaya.
Artinya, cincin kawin bisa jadi masalaha besar jika disertai keyakinan keliru.
Rumah tangga bisa abadi atau tidak tergantung dikenakannya cincin tersebut, ini
keyakinan keliru.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Jika cincin kawin tersebut diyakini bisa mendatangkan manfaat dan menolak
bahaya. Jika ada keyakinan bahwa cincin tersebut masih ada di tangan suami,
maka ikatan pernikahan akan terus terjalin. Jika tidak dikenakan, maka akan
rusak. Jika niat seperti ini yang ada ketika menggunakan cincin kawin, maka
termasuk syirik ashgar (kecil).
Jika niat seperti ini tidak ada dan tidak mungkin
ia berniat seperti itu (artinya: cuma sekedar memakai cincin kawin), maka
cincin kawin masih tetap terlarang karena termasuk bentuk tasyabuh (meniru-niru
adat non muslim).
Jika cincin kawin yang dikenakan berasal dari
emas, maka terlarang dikenakan oleh pria. Ini sisi terlarang ketiga dari cincin
tersebut.
Intinya cincin kawin bisa berbuah masalah yaitu
bisa termasuk syirik, bisa menyerupai adat Nashrani (non muslim), atau bisa
terlarang karena berasal dari emas dan digunakan oleh pria. Jika terlepas dari
tiga masalah tadi (tidak ada unsur syirik, tidak ada unsur tasyabbuh,
tidak menggunakan cincin dari emas tetapi dari logam lainnya), maka boleh.” (Al
Qoulul Mufid, 1: 182).
Jodoh Tak Kan Ke Mana
Jodoh jelas tidak akan ke mana. Yang Allah telah
takdirkan, itulah yang kita peroleh dan tidak akan luput dari kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ
يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk
sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi” (HR.
Muslim, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
hadits dalam kitab Sunan disebutkan ;
أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ
يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
“Apa saja yang ditakdirkan akan menimpamu, maka
tidak akan luput darimu. Apa saja yang ditakdirkan akan luput darimu, maka
tidak akan menimpamu” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan
dan akan membuat seseorang semakin ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim
mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang
Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan
terjadi”
Lantas mengapa mesti memikat pasangan atau jodoh
dengan pelet dan susuk? Ini tanda kurang percaya pada takdir ilahi. Cuma kita
saja yang berusaha dengan cara yang halal.
Bagaimana Memikat Hati
Pasangan..?
Cara ampuh bagi yang sudah memiliki pasangan agar
tetap lengket kayak perangko dengan pasangannya tidak ada jalan lain selain
melakukan kewajibannya sebagai suami atau istri. Mengapa mesti ke dukun untuk
minta suami dipelet, tetapi di rumah tidak pernah berdandan cantik di hadapan
suami dan tidak pernah melakukan kewajiban lainnya. Cobalah jadi istri yang
taat, maka ia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ
شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى
الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima
waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga
kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka
dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga
melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Hibban. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ
وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا
يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?”
Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat
suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri
dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Cobalah lihat bagaimana jika istri taat pada Allah
dengan rajin ibadah dan selalu berpenampilan istimewa di hadapan suami, tentu
akan membuat suami semakin lengket.
Sedangkan bagi yang belum dapat jodoh, teruslah
perbaiki diri menjadi lebih baik. Dan perbanyaklah do’a, maka jodoh pun tak kan
ke mana. Do’a yang bisa dipanjatkan untuk mendapatkan jodoh adalah do’a sapu
jagad, karena do’a ini mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Termasuk di
dalamnya adalah jodoh. Do’a tersebut adalah ;
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”
(QS. Al Baqarah : 201).
Walau Ampuh, Tidak Bisa
Dikatakan Halal
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa (1: 264) memberikan
pelajaran bahwa walau tercapainya tujuan dalam sebagian cara, tidak bisa
menghalalkan cara tersebut. Begitu pula dalam hal ini, walau pelet dan susuk
terlihat ampuh dan terbukti bagi sebagian orang, maka tidak menunjukkan
perbuatan tersebut halal. Syirik jelas saja terlarang walaupun tercapai maksud.
Seperti dicontohkan oleh Ibnu Taimiyah mengenai
tercapainya tujuan tidak menunjukkan halalnya cara yang dilakukan ;
. وَلَيْسَ مُجَرَّدُ كَوْنِ الدُّعَاءِ حَصَلَ بِهِ الْمَقْصُودُ
مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ سَائِغٌ فِي الشَّرِيعَةِ فَإِنَّ كَثِيرًا مِنْ
النَّاسِ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ الْكَوَاكِبِ وَالْمَخْلُوقِينَ
وَيَحْصُلُ مَا يَحْصُلُ
“Tidaklah tercapainya do’a yang dimaksud
menunjukkan sesuatu itu boleh menurut syari’at. Lihatlah tidak sedikit yang
berdo’a pada selain Allah, seperti meminta pada bintang-bintang dan meminta
do’a pada makhluk (bukan pada Allah), do’anya terkabul (padahal perbuatannya keliru
dan termasuk syirik)” (Majmu’ Al Fatawa, 1: 264).
Semoga Allah menyelamatkan kita dan keluarga kita
dari berbagai macam bentuk penghambaan kepada selain Allah serta menjauhkan
kita dari berbagai kesyirikan.......Amiin Ya Rabb....
Wa billahit taufiq.
IBADAH WANITA TIDAK BERJILBAB
KAUM
MUSLIMAH yang dirahmati Allah Swt...
Berjilbab saat ini mulai digandrungi kaum hawa.
Bisa jadi ada yang hanya ikut-ikutan trend atau juga yang memang memahami dan
ingin melaksanakan perintah-Nya.
Berbagai jenis dan model jilbab saat ini banyak
didapati, ada yang sesuai dengan syariat ada juga yang tidak. Bahkan terbilang
syubhat jika dipakai, jilbab memang digunakan tapi tidak terhulur sampai ke
dada serta bagian kaki malah tampak ketat dan terlihat.
Banyak kaum hawa yang menyangka, bahwa tidak memakai
jilbab adalah dosa kecil. Yang dapat tertutupi dengan pahala yang banyak dari
shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang
salah dan harus diluruskan.
Kaum wanita yang tidak memakai jilbab, tidak
saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah terhapus seluruh pahala
amal ibadahnya.
Seperti dalam firman Allah SWT,yang artinya ;
“…..
Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka
hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang
merugi.” (QS. Al-Maidah : 5).
Na’udzubillah. Semoga kita terjauh dari adzab
Allah SWT, ada sebuah kisah menggetarkan tentang seorang perempuan yang
menganggap bahwa dosa meninggalkan jilbab itu adalah dosa kecil.
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.
Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, ia tak mau
berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan
menjawab, ”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab.” Ini adalah
jawaban yang sering terdengar dari kaum Hawa. Sudah banyak orang menanyakan
maupun menasihatinya, tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam, ia bermimpi sedang di
sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga
bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah
sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.
Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri, ada beberapa wanita disitu yang
terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita.
Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum,
Saudariku….”
“Wa’alaikum
salam. Selamat datang, Saudariku.”
“Terima
kasih. Apakah ini surga?”
Wanita
itu tersenyum. “Tentu saja bukan, Saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu
sebelum ke surga.”
“Benarkah?
Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja
sudah seindah ini.”
Wanita
itu tersenyum lagi, ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, Saudariku?”
“Aku
selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah…”
Tiba-tiba
jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu
terbuka, Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya
satu-persatu.
“Ayo
kita ikuti mereka,” kata wanita itu setengah berlari.
“Ada apa
di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu
saja surga, Saudariku,” larinya semakin cepat.
“Tunggu…tunggu
aku…” teriak si wanita itu. Dia berlari namun tetap tertinggal, padahal wanita
itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya.
Ia tetap
tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, “Amalan apa
yang telah kaulakukan hingga engkau begitu ringan?”
“Sama dengan
engkau, Saudariku,” jawab wanita itu sambil tersenyum
Wanita
itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita
itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu. “Amalan apalagi
yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
WANITA
itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan
dirimu, apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah
kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah
kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup
auratmu?”
Tubuh
wanita itu telah melewati pintu. Tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar,
memandangnya dan berkata, ”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu
membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai
hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia
tertegun lalu terbangun, beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan
shalat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu. Berjanji pada Allah
sejak saat itu ia akan menutup auratnya.
Saudariku yang seiman, “Sesungguhnya seorang
mukmin dosanya itu bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedang orang
kafir memandang dosanya bagaikan lalat yang hinggap di atas hidungnya.”
Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab,
dapat menanyakannya ke dalam hati nurani mereka masing-masing. Apakah terasa
berdosa bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan
lalat yang hinggap dihidung mereka?
Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab,
menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak
akan bertobat di dalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan
takut kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka. Dan mereka tak akan
mendapatkan syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat.
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang terhapus
pahala shalatnya yang hidup di zaman ini dan di zaman yang akan datang.
Semata-mata karena mereka tidak memakai jilbab didalam hidup mereka, telah
diisyaratkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits yang
artinya : “Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak yang
mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka
jahanamlah bagi mereka”.
Dari hadits tersebut, ada sepenggal kalimat “sebenarnya
bukan mendirikan shalat” maksudnya ialah nilai shalat mereka tidak ada di sisi
Allah. Karena telah terhapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat
tentang perintah jilbab.
Begitulah Nabi Muhammad SAW memberi peringatan
kepada kita semua, bahwa banyak ummatnya dari kaum wanita yang masuk neraka
biarpun mereka mendirikan shalat, tetapi tidak memakai jilbab semasa hidupnya.
Apakah kita yang mengaku mencintai sesama ummat
Nabi Muhammad SAW akan diam berpangku tangan membiarkan kaum wanita berada
dalam dosa yang bergelimpangan? Tentu tidak. Mari saling mengingatkan.
Menutup aurat hukumnya wajib,
keseluruhan tubuh wanita adalah aurat kecuali telapak tangan dan wajah. jangan
sampai ibadah yang anda lakukan selama ini menjadi hangus atau sia-sia
gara-gara anda tidak memakai jilbab.
Sebagaimana Firman Allah Ta’ala dalam surat
an-Nur
ayat 31,yang artinya ;
ayat 31,yang artinya ;
“Katakanlah kepada wanita yang
beriman:”Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah
menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera- putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S An-Nur : 31)
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah
menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera- putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S An-Nur : 31)
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Ahzab
ayat 59,yang artinya :
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S
Al-Akhzab : 59)
Ayat tersebut mewajibkan setiap muslim untuk
menutup auratnya,
yakni memakai pakaian yang sopan, yang sesuai dengan yang di perintahkan Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi kebanyakkan kaum muslim sekarang ini tidak melaksanakan sikap dan prilaku berbusana atau berpakaian seperti yang
terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nur ayat 31 dan surat al-Ahzab ayat 59.
yakni memakai pakaian yang sopan, yang sesuai dengan yang di perintahkan Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi kebanyakkan kaum muslim sekarang ini tidak melaksanakan sikap dan prilaku berbusana atau berpakaian seperti yang
terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nur ayat 31 dan surat al-Ahzab ayat 59.
Subscribe to:
Comments
(
Atom
)


