THANK YOU HAVE TO VISIT BLOG ZULKARNAIN/"STUDENTS AMIKI BANDA ACEH"/SEMOGA BERMANFAAT TUNTUTLAH ILMU DARI AYUNAN SAMPAI KE LIANG LAHAT
ild

Saturday, June 6, 2015

Hakikat Cinta, Kasih Sayang dan Pernikahan

No comments :
Hakikat Cinta, Kasih Sayang dan Pernikahan

Banyak orang menyangka bahwa cinta diperoleh ketika sebelum menikah, menurut mereka saling berkenalan antara satu sama lain, mereka bergurau senda, bermesra, berkasih sayang, dan melakukan apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala sebelum dari akad dan pernikahan. Maka sesungguh nya apa yang difikirkan oleh kebanyakan dari pada manusia itu adalah sesuatu yg dilarang oleh Allah swt dan diharamkan kerana ia perbuatan yang menghampiri zina. Dan apabila kita mengikut perjalanan hidup manusia tanpa ilmu yang benar, kita akan lebih mudah terjurus kelembah kesesatan dan kemaksiatan.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (Surah Al-Isra’, 17:32).
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah al-An’am, 6:116).
Kerana pada masa mereka yang disebut sebagai berpacaran/couple, adalah masa yang sangat sulit untuk mengenal pasti kejujuran dan memahami keperibadian, pada masa itu lah pasangan masing-masing sedang menjadi pelakon terbaik, melakukan penyamaran yang amat tersembunyi terhadap pasangannya.
Maka, oleh sebab itu kita tidak melihat banyaknya terjadi kegagalan dalam membangun rumah tangga seperti pasangan yang mendirikan rumah tangga nya dengan berpacaran, bahkan banyak pula diantara mereka gagal sebelum sampai kehari pernikahan, atas desakan nafsu yang meronta-ronta dan kemudian ia mengorbankan segalanya termasuk kehormatan dirinya.
Mengapa ini terjadi?, mengapa perkawinan yang didirikan atas dasar berpacaran tidak akan bertahan lama?, Kerana apa yang selama ini ditutupi telah tersingkap, kerana perkahwinan yang seharusnya menjadi luar biasa menjadi biasa, maka nyata emas dari loyang telah jelas benang dan suteranya. Tidak mungkin mawaddah dan rahmah yg begitu mulia dan indah bisa tumbuh dengan sempurna kecuali dalam pernikahan yang sah dan cinta yang dibangun selepas pernikahan.
Seharusnya, setelah menikah baru muncul mawaddah dan mahabbah. Setelah menikah baru timbul rasa kasih sayang. Ini sejalan dengan Kalamullah yang mengatakan hanya dengan selepas pernikahan, maka Allah SWT akan menjadikan rasa cinta, kasih dan sayang kepada suami dan isteri.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Surah Ar-Ruum, 30:21)
Ibnu Kathir r.a berkata, “Dia menjadikan antara mereka berdua mawaddah yaitu mahabbah atau cinta dan rahmah yaitu kasih sayang, seorang laki-laki memperisterikan dan bertahan dengan isterinya dan kerana cinta kepadanya atau rasa kasih sayang sebab lahirnya anak dari rahim isterinya, atau sang isteri menuntut nafkah darinya, atau kerana kesamaan sifat antara mereka berdua atau kerana sebab lainnya. (Tafsir al-Qur’anul ‘Azim, Tahqiq:sami Muhammad Salamh, Juz 6/309 Dar Thaybah, cet. II Riyadh)
Ibnu Qayyim r.a berkata, “Seseorang tidak dicela dalam kasih sayang dan mabuk cinta terhadap isterinya, kecuali kasih sayang tersebut menyibukkan dirinya dari mencintai yang lebih bermanfaat yaitu cinta kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan RasulNya atau mempersempitkan kecintaannya kepada Rasulullah SAW. Kerana semua kecintaan yang menyempitkan kecintaan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala dan RasulNya, sekiranya dapat melemahkan atau mengurangi kecintaan tersebut, maka ia tercela. Jika akan memperkukuh kecintaan kepada Allah SWT dan RasulNya dan menjadi sebab kekuatannya, maka ia terpuji”
Cinta yang bermanfaat terbagi kepada tiga:Cinta kepada Allah, Cinta kerana Allah dan Cinta terhadap sesuatu yang dapat membantu kepada ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi maksiat kepadaNya.
Cinta yang mudharat terbagi kepada tiga juga:Cinta bersama Allah, Cinta terhadap apa yang dimurkai Allah, dan Cinta terhadap semua yang dapat memutuskan kecintaan Allah atau menguranginya. Ini lah enam pembahagian cinta yang menjadi asas dan dasar cinta semua manusia. Kecintaan kepada Allah SWT  yang berasal dari cinta yang bermanfaat tadi adalah dasar segala cinta yang terpuji dan ia menjadi dasar iman, tauhid dan dua bahagian lainnya hanya sebagai pelengkap sahaja.



zulkarnain

Puisi cinta islami

No comments :
CINTA

Cinta adalah akad dan pernikahan
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahsia kehidupan
Cinta adalah kelazatan ruh, bahkan ia adalah roh kehidupan
Dengan Cinta… 
menjadi terang semua kegelapan
akan cerah kehidupan
akan menari hati
dan akan bersih qalbu.Dengan cinta semua kesalahan akan dimaafkan..
Dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan..
Dengan cinta akan dibesarkan makna kebaikan..
Kalaulah bukan kerana cinta..
Maka tidak akan saling meliuk satu dahan dengan dahan lainnya,
Kalaulah bukan kerana cinta..
Tidak akan merunduk rusa betina kepada jantannya,
Tidak akan menangis tanah yang kering terhadap awan yg hitam,
Dan bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi
Ketika cinta hampa dalam kehidupan..
Maka jiwa akan sempit dan terjadilah pertikaian dan perselisihan
Ketika cinta telah hilang..
Maka akan layu bunga..
Akan padamlah cahaya..
Akan pendeklah usia..
Akan kering danau dihutan belantara..
Dan akan silih berganti datang penyakit dan sengsara..
Kalau cinta telah sirna..
Tatkala itu lah lebah meninggalkan bunga..
Tatkala itu burung pipit meninggalkan sarangnya..
Tatkala itu lah kutilang tidak hinggap lagi pada pucuk cemara..

Sekiranya lautan mempunyai pantai
Dan sekiranya sungai mempunyai muara..
Maka lautan cinta tidak berpantai..
Dan sungai cinta tidak bermuara..

CINTA DALAMPANDANGAN ISLAM

No comments :


CINTA :
·         Berhulu iman,
·         Bermuara taqwa
·         Ketulusan
·         Kejujuran
·         Kesetiaan

     CINTA SEJATI:
§  Sakinah
§  Mawaddah
§  Rahmah


Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah, penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik, kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan sekalipun. Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya, hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian,  karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak, ujung-ujungnya bercerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta. Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemu kan orang yang kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita menjaga kesucian cinta tersebut.
APA SIH CINTA ITU …..?
·         Cinta secara umum berarti     :
Gelora jiwa, gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.

·         Cinta secara khusus yaitu       :
Ketulusan, kejujuran dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian yang terjaga. Cinta semestinya berhulu iman dan bermuara taqwa.

BERHULU IMAN, BERMUARA TAQWA :
Duhai saudaraku, apabila kita mencintai seseorang, langkah awal dalam membina cinta kita yaitu perbaiki niat. Tancapkan dalam hati bahwa cinta kita karena Allah Ta’ala; bukan karena jabatannya, tahta atau hartanya, bukan karena kecantikan atau ketampanannya, akan tetapi  Lillahi Ta’ala karena Allah. Dan juga cinta kita bukan atas dasar nafsu belaka. Cinta nafsu adalah cinta dusta. Banyak orang bilang; berpegang tangan, berpelukan, ciuman, bermain melodi cinta adalah tanda cinta. Itu semua dusta! bualan belaka. Hanya orang yang penuh nafsu syetanlah yang mengatakan demikian. Tanda cinta bukanlah yang demikian. Akan tetapi, tanda cinta yaitu seberapa besar dia menjaga kesucian cintanya. Inilah tanda cinta yang hakiki.
“Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, akan tetapi kulihat cinta itu adalah akhlak mulia”
Banyak dari kita yang telah terjebak oleh permainan cinta. Ingat! Cinta  nafsu tidak akan mendatangkan kebahagiaan, kecuali kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan. Kita boleh mempertahankan cinta kita kalau bukan karena nafsu, akan tetapi karena Allah Ta’ala.
 dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. “
Kalau cinta kita sudah karena Allah ta’ala, maka akan lahirlah: ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan :
Ketulusan : Kalau cinta kita karena Allah Ta’ala, maka akan lahir cinta yang yang tulus. Cinta yang berasal dari dalam lubuk sanubari. Menerima orang yang kita cintai apa adanya. Mau dia kaya atau miskin, cantik atau biasa-biasa aja. Mau dia orang kampung atau orang kota sekalipun, dia akan menerima apa adanya. Karena cintanya sudah dilandaskan pada iman dan taqwa. Berbeda dengan cinta yang dilandaskan pada nafsu semata. Cintanya tidak akan tulus. Dia akan pilih-pilih; mungkin karena harta, kecantikan, dll.
Kejujuran : yang kedua akan lahir sifat kejujuran. Tidak saling tertutup, tidak saling menyembunyikan. Akan tetapi saling terbuka. Mereka akan menceritakan kelebihan atau kekurangannya apa adanya, tanpa ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan. Ketika sedang ada masalah, orang yang di cintainyalah yang menjadi tempat curhat. Saling percaya dan saling terbuka. Begitu juga dengan kejujuran, kalau cintanya dilandaskan pada nafsu semata, tidak ada kejujuran. Yang ada hanyalah kemunafikan, kebohongan, bualan belaka. Cinta nafsu bersalut segunung kepalsuan dan kepuraan.
Kesetiaan  : Setelah tulus menerima apa adanya, kemudian saling percaya, dan saling terbuka, yang terakhir yaitu saling setia. Setia dalam hal apa? Setia tuk saling menjaga kesuciaan cintanya. Setelah itu tawakal kepada Allah, kalau ada jodoh maka akan melalui proses yang berikutnya. Kalau tiada jodoh, ya ikhlaskan, mungkin dia bukan yang terbaik buat kita. Karena manusia hanya bisa berusaha dan berserah, toh Allah jualah yang menentukan semuanya.
Setelah melalui proses penjajakan yang begitu panjang; dari cinta karena Allah ta’ala, kemudiaan lahir cinta yang tulus, sifat saling percaya dan saling terbuka, lalu saling setia, kemudian setelah itu lahirlah yang namanya cinta sejati. Lalu kapan cinta sejati ini terwujudkan? Cinta ini akan terwujudkan nanti ketika dua insan yang saling mencintai sudah siap tuk berlayar ke muara cinta yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu pernikahan. Dan dari cinta sejati inilah akan lahir: SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH.
Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
·           Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
·           Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
·          Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1.      Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2.      Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3.      Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4.      Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan istilah syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5.      Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk shalat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6.      Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7.      Cinta syauq (rindu). Istilah ini bukan dari Al- Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan Al- Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barang siapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8.      Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut dalam Al-Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha.

Sebenarnya mencintai itu sah-sah saja, tidak ada larangan dalam Agama. Asalkan kita mampu membina cinta tersebut menjadi cinta yang diridhai oleh Allah SWT. bukan cinta yang dimurkai oleh Allah SWT. Satu hal lagi, dalam Agama ISLAM cinta tak harus di awali dengan sebuah istilah pacaran, lebih indah dengan budaya Ta’aruf (pengenalan), diiringi sebuah komitmen karena ALLAH SWT, bila berjodoh kemudian menikah. Inilah cinta yang hakiki.
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita semua, sehingga kita terjaga dari cinta yang dimurkai Allah SWT. dan semoga kita mampu membina cinta kita menjadi cinta yang suci. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiiinnn………..

Banda Aceh,1 mei 2015

ZULKARNAIN



No comments :
CINTA Menurut Pandangan Islam

CINTA :
·         Berhulu iman,
·         Bermuara taqwa
·         Ketulusan
·         Kejujuran
·         Kesetiaan

     CINTA SEJATI:
§  Sakinah
§  Mawaddah
§  Rahmah


Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah, penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik, kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan sekalipun. Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya, hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian,  karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak, ujung-ujungnya bercerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta. Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemu kan orang yang kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita menjaga kesucian cinta tersebut.
APA SIH CINTA ITU …..?
·         Cinta secara umum berarti     :
Gelora jiwa, gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.

·         Cinta secara khusus yaitu       :
Ketulusan, kejujuran dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian yang terjaga. Cinta semestinya berhulu iman dan bermuara taqwa.

BERHULU IMAN, BERMUARA TAQWA :
Duhai saudaraku, apabila kita mencintai seseorang, langkah awal dalam membina cinta kita yaitu perbaiki niat. Tancapkan dalam hati bahwa cinta kita karena Allah Ta’ala; bukan karena jabatannya, tahta atau hartanya, bukan karena kecantikan atau ketampanannya, akan tetapi  Lillahi Ta’ala karena Allah. Dan juga cinta kita bukan atas dasar nafsu belaka. Cinta nafsu adalah cinta dusta. Banyak orang bilang; berpegang tangan, berpelukan, ciuman, bermain melodi cinta adalah tanda cinta. Itu semua dusta! bualan belaka. Hanya orang yang penuh nafsu syetanlah yang mengatakan demikian. Tanda cinta bukanlah yang demikian. Akan tetapi, tanda cinta yaitu seberapa besar dia menjaga kesucian cintanya. Inilah tanda cinta yang hakiki.
“Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, akan tetapi kulihat cinta itu adalah akhlak mulia”
Banyak dari kita yang telah terjebak oleh permainan cinta. Ingat! Cinta  nafsu tidak akan mendatangkan kebahagiaan, kecuali kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan. Kita boleh mempertahankan cinta kita kalau bukan karena nafsu, akan tetapi karena Allah Ta’ala.
 dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. “
Kalau cinta kita sudah karena Allah ta’ala, maka akan lahirlah: ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan :
Ketulusan : Kalau cinta kita karena Allah Ta’ala, maka akan lahir cinta yang yang tulus. Cinta yang berasal dari dalam lubuk sanubari. Menerima orang yang kita cintai apa adanya. Mau dia kaya atau miskin, cantik atau biasa-biasa aja. Mau dia orang kampung atau orang kota sekalipun, dia akan menerima apa adanya. Karena cintanya sudah dilandaskan pada iman dan taqwa. Berbeda dengan cinta yang dilandaskan pada nafsu semata. Cintanya tidak akan tulus. Dia akan pilih-pilih; mungkin karena harta, kecantikan, dll.
Kejujuran : yang kedua akan lahir sifat kejujuran. Tidak saling tertutup, tidak saling menyembunyikan. Akan tetapi saling terbuka. Mereka akan menceritakan kelebihan atau kekurangannya apa adanya, tanpa ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan. Ketika sedang ada masalah, orang yang di cintainyalah yang menjadi tempat curhat. Saling percaya dan saling terbuka. Begitu juga dengan kejujuran, kalau cintanya dilandaskan pada nafsu semata, tidak ada kejujuran. Yang ada hanyalah kemunafikan, kebohongan, bualan belaka. Cinta nafsu bersalut segunung kepalsuan dan kepuraan.
Kesetiaan  : Setelah tulus menerima apa adanya, kemudian saling percaya, dan saling terbuka, yang terakhir yaitu saling setia. Setia dalam hal apa? Setia tuk saling menjaga kesuciaan cintanya. Setelah itu tawakal kepada Allah, kalau ada jodoh maka akan melalui proses yang berikutnya. Kalau tiada jodoh, ya ikhlaskan, mungkin dia bukan yang terbaik buat kita. Karena manusia hanya bisa berusaha dan berserah, toh Allah jualah yang menentukan semuanya.
Setelah melalui proses penjajakan yang begitu panjang; dari cinta karena Allah ta’ala, kemudiaan lahir cinta yang tulus, sifat saling percaya dan saling terbuka, lalu saling setia, kemudian setelah itu lahirlah yang namanya cinta sejati. Lalu kapan cinta sejati ini terwujudkan? Cinta ini akan terwujudkan nanti ketika dua insan yang saling mencintai sudah siap tuk berlayar ke muara cinta yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu pernikahan. Dan dari cinta sejati inilah akan lahir: SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH.
Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
·           Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
·           Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
·          Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1.      Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2.      Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3.      Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4.      Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan istilah syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5.      Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk shalat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6.      Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7.      Cinta syauq (rindu). Istilah ini bukan dari Al- Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan Al- Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barang siapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8.      Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut dalam Al-Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha.

Sebenarnya mencintai itu sah-sah saja, tidak ada larangan dalam Agama. Asalkan kita mampu membina cinta tersebut menjadi cinta yang diridhai oleh Allah SWT. bukan cinta yang dimurkai oleh Allah SWT. Satu hal lagi, dalam Agama ISLAM cinta tak harus di awali dengan sebuah istilah pacaran, lebih indah dengan budaya Ta’aruf (pengenalan), diiringi sebuah komitmen karena ALLAH SWT, bila berjodoh kemudian menikah. Inilah cinta yang hakiki.
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita semua, sehingga kita terjaga dari cinta yang dimurkai Allah SWT. dan semoga kita mampu membina cinta kita menjadi cinta yang suci. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiiinnn………..

Banda Aceh,1 mei 2015

ZULKARNAIN



 
back to top